6

Ketua II STIM Lasharan Jaya Nara Sumber Pre-Conference di Unhas

6

MAKASSAR – Dosen STIM Lasharan Jaya, Muh. Amsal Sahban, Ph.D menjadi salah seorang nara sumber pada pre-conference workshop di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hassanuddin.

Acara konferensi berjudul The 3th International Conference on Accounting, Management, and Economics (ICAME – 2018) berlangsung selama 2 hari, yakni 4-5 November 2018.

Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari beberapa negara seperti Thailand, Pakistan, Singapore dan Malaysia.

Dalam kesempatan workshop ini hadir pula Dekan Fakultas Ekonomi Unhas Prof. Rahman Qadir, M.Si.

Ketua panitia konferensi internasional, Andi Reni, M.Si, Ph.D. dan juga turut hadir Vice President of Suratthani Rajabhat University, Thailand.

Materi yang diberikan oleh Muh. Amsal Sahban memberikan materi workshop Atlas.ti yang berguna pada menyusun telaah pustaka.

Dilanjutkan dengan pelatihan Mendeley berguna untuk menyusun atau mengelola daftar pustaka. Workshop ini berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang, katanya. (*)

bedah-buku

Sahban Liba Raih Doktor di Usia 72 Tahun

Tak banyak orang yang masih punya motivasi belajar hingga usia tua. Tak banyak orang yang masih mau bekerja keras hingga usia tua. Tak banyak orang yang masih mampu bekerja hingga usia tua. Di antara yang tidak banyak itu adalah Letkol Marinir (Purn) Dr H Sahban Liba (73 tahun).

Pria kelahiran Kalosi, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, 18 Agustus 1937 itu, hingga kini masih aktif mengajar, mengurus bisnisnya, serta memimpin langsung perguruan tinggi yang didirikannya di Makassar.

Perjalanan hidupnya cukup panjang dan berliku. Sahban Liba lahir dan menikmati masa kecilnya di Kabupaten Enrekang. Di usia remaja ia ikut orangtuanya (ayah Liba, ibu Empa) ke Makassar dan sekolah hingga kelas tiga pada dua SMP di Makassar, yakni SMP Muallimin Muhammadiyah (Jl. Muhammadiyah) dan SMP Perindo (Jl. Lamadukkelleng).

Sambil sekolah, Sahban membantu kakaknya yang berjualan kain di Pasar Butung Makassar. Suatu hari, ia membaca koran yang sudah tidak utuh dan agak lusuh. Di koran tersebut ada pengumuman tentang pemberian beasiswa ikatan dinas untuk sekolah pada sekolah menengah atas di Surabaya.

‘’Saya tidak tahu di mana itu Surabaya, tetapi saya sangat ingin sekolah di sana. Umur saya waktu itu sudah 17 tahun. Saya kemudian meminta izin orangtua dan kakak. Saya lalu mengurus surat keterangan sekolah di SMP Muallimin Muhammadiyah. Kemudian saya berangkat ke Surabaya dengan naik kapal laut. Saya membawa bekal uang Rp 250, tetapi tiba di Surabaya uang saya tinggal Rp 140, karena ongkos naik kapal laut Rp 110,’’ ungkap ayah empat anak dan kakek dari tiga cucu itu kepada tim wartawan tabloid ‘’Cerdas’’, Asnawin, Decy Wahyuni, dan Abdul Wahab, di ruang kerjanya, akhir April 2010.

Selama enam bulan pertama di Surabaya, Sahban tidur di masjid. Kemana-mana ia selalu jalan kaki. Semua itu dilakukan karena ia harus menghemat uangnya. Dalam tempo enam bulan itu, ia berhasil lulus pada ujian persamaan Sekolah Guru Bawah (SGB) Surabaya dan kemudian lulus tes masuk Sekolah Guru Atas (SGA) Surabaya yang memberi beasiswa ikatan dinas.

‘’Kebetulan saya kuat sekali pada mata pelajaran Aljabar, Ilmu Ukur, Ilmu Alam, Ilmu Bumi, dan Sejarah,’’ sebutnya.

Setelah tamat SGA dan sambil mengajar di beberapa sekolah, Sahban melanjutkan kuliah di IKIP Malang. Di sana ia bertemu dan bersahabat dengan Malik Fajar yang belakangan menjadi Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional. Mereka berdua aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain kuliah di IKIP Malang, ia juga kuliah di Universitas Merdeka Malang.

Ada sebuah peristiwa yang tidak bisa dilupakan Sahban saat kuliah di Malang, yaitu ketika meletus peristiwa Gerakan 30 September PKI yang kemudian dikenal dengan nama G-30.S-PKI. Saat itu, Asrama Sulawesi di Jl. Kunir No. 15, diserang oleh orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) dan memukuli mahasiswa yang aktif di HMI. Semua mahasiswa yang ada di asrama ketika itu mendapat pukulan dan tendangan, serta poporan senjata, kecuali Sahban.

‘’Teman-teman menganggap saya punya ilmu bisa menghilang, padahal kebetulan waktu mereka datang saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Waktu itu fisik saya cukup kuat dan bisa bertahan tidak jatuh dari bawah tempat tidur dengan cara menekan dua kaki dan dua tangan ke papan tempat tidur. Waktu orang-orang PKI datang, mereka memeriksa di kolong tempat tidur dengan cara mengayunkan senjata dan pedang, tetapi mereka tidak pernah menyangka bahwa saya berada di bawah papan tempat tidur yang jaraknya hanya sekitar satu jengkal dari lantai,’’ papar Sahban seraya menyebut nama Abdul Pandare, salah seorang temannya yang mendapat siksaan orang-orang PKI.

Setelah situasi cukup aman, ia langsung meminta perlindungan di Angkatan Laut, karena kebetulan ia juga pelatih judo di Angkatan Laut. Tak lama kemudian ia ikut tes dan lulus masuk Angkatan Laut.

Sahban diterima di Marinir dan masuk anggota Korps Komando (KKO) Angkatan Laut. Ia kemudian dikirim ke hutan di Jawa Timur selama dua setengah tahun untuk latihan perang khusus. Pimpinan KKO ketika itu adalah Mayor Pangalela yang belakangan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang.

Setelah keluar dari hutan, Sahban langsung mendapat pangkat Letnan (KKO) TNI AL. Beberapa tahun kemudian, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mencari beberapa orang dari kalangan tentara untuk membantunya di Pemda DKI Jakarta, terutama untuk menertibkan guru-guru nakal. Dari marinir diambil 20 orang dan salah satu di antaranya adalah Sahban Liba.

‘’Banyak yang saya penjarakan, saya sita rumah, dan sebagainya,’’ kata suami dari Hj. Andi Nurlaela, serta ayah dari Hernita SE MM, AKBP Muh. Arsal SH MH, Muh. Amsal SE MM, dan Arfiany SE MM.

Beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi staf pribadi Ali Sadikin dan sempat mondar-mandir di Istana Presiden. Tahun 1977, Ali Sadikin pensiun, tetapi Sahban enggan kembali ke kesatuannya di Angkatan Laut, karena mantan anak buahnya sudah banyak lebih tinggi pangkatnya dari dirinya. Sahban memilih tetap dikaryakan dan menduduki beberapa jabatan struktural di Pemda DKI Jakarta hingga pensiun pada 17 Agustus 1995.

Mendirikan PTS

Selama dikaryakan di Pemda DKI Jakarta, Sahban melanjutkan kuliahnya yang terputus di IKIP Malang akibat peristiwa G-30.S-PKI. Ia memilih lanjut di IKIP Muhammadiyah Jakarta, dan kemudian lanjut ke program magister (S2) di Sekolah Tinggi Manajemen (STIMA) IMMI Jakarta.

Setelah pensiun, ia kemudian diangkat menjadi Manajer Personalia PT Betamix Jakarta di bawah pimpinan Prof Dr Ir Bun Yamin Ramto.

Atas anjuran beberapa koleganya, antara lain Mendiknas Prof Wardiman, Sahban kemudian memutuskan kembali ke Makassar dengan membuka usaha bisnis gedung serba guna Lasharan Garden Jaya dan mendirikan perguruan tinggi swasta (PTS).

PTS yang didirikannya yaitu Akademi Manajemen Perdagangan (Amdag) pada tahun 1998, yang kemudian ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya (STIM-Lash Jaya) pada Juli 2001. Perguruan tinggi yang berkampus di Jl Abdullah Daeng Sirua 10 itu telah menelorkan sekitar 300 alumni.

Di STIM-Lash Jaya, Sahban yang anak kedua dari Sembilan bersaudara, menerapkan disiplin semi-militer tetapi mendidik mahasiswa menjadi orang yang berjiwa entrepreneurship.

Meraih Gelar Doktor

Meskipun sudah tua dan semua anaknya telah cukup berhasil, Sahban rupanya belum mau pensiun atau berhenti beraktivitas. Tidak tanggung-tanggung, ia malah ‘’ nekad’’ melanjutkan kuliah pada program doktoral (S3) di Universitas Negeri Jakarta.
Ia kemudian berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar doktor pada 2009, dengan mengusung disertasi berjudul ‘’Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Periode 2003-2010.’’

‘’Saya kuliah sekaligus untuk memotivasi anak-anak saya. Mereka saya minta terus-menerus belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya, karena Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu,’’ tutur Sahban.

Di akhir perbincangan dengan ‘’Cerdas’’, ia mengutip nasehat Lukmanul Hakim kepada anaknya, bahwa ‘’alangkah indahnya apabila dalam diri seseorang terkumpul iman, ilmu, dan harta, sebaliknya alangkah malangnya seseorang apabila pada dirinya terkumpul kemiskinan, kesombongan, dan kebodohan.’’ (asnawin, decy wahyuni, wahab)

Biodata:
Nama : Dr H Sahban Liba MM
Tempat/tgl lahir : Kalosi, 18 Agustus 1937
Isteri : Hj. Andi Nurlaela
Pendidikan :
– SD Negeri Kalosi
– SGB Negeri Surabaya
– SGA Negeri Surabaya
– IKIP Muhamadiyah Jakarta
– S2 Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Jakarta
– S3 Universitas Negeri Jakarta
Pekerjaan :
– Guru honorer di Surabaya
– Marinir TNI-AL di Jawa Timur
– Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta
– Dikaryakan di Pemprov DKI Jakarta
– Manajer Personalia PT Betamix Jakarta
– Direktur STIM Lasharan Jaya Makassar

keterangan: Profil Sahban Liba ini dimuat Tabloid ”Cerdas” Kopertis Wilayah IX Sulawesi, edisi Mei 2010

kampus-STIM-Lasharan-Jaya2

Stimlash Jaya Gratiskan SPP Bagi Mahasiswa Tidak Mampu

stimlashSekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya (STIMLASH JAYA) Makassar, membebaskan pembayaran SPP bagi mahasiswa tidak mampu. Ketua STIMLASH Jaya Dr H Sahban Liba MM kepada PARE POS mengatakan, langkah itu dilakukan dalam upaya membantu pemerintah memberikan kesempatan kepada alumni SMA. Dia menjelaskan, pemberian kuliah gratis ini diprioritaskan kepada siswa asal Sulsel. Namun harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh internal sekolah tinggi yang berlokasi di Jl Abdullah Dg Sirua Makassar itu.

“Syaratnya mudah saja, cukup membawa STTB lulusan 2008-2010 disertai surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau desa dan dilengkapi surat pernyataan untuk bersungguh-sungguh mengikuti perkuliahan,” jelasnya. Seterusnya dia juga mengatakan, untuk mahasiswa bebas SPP ini mereka diberikan kelas khusus. “Jadi, tidak bergabung dengan mahasiswa umum. Mereka ini terbebas dari SPP dan biaya pembangunan kampus, sehingga beban orang tua bisa menjadi ringan tentunya,” ujarnya. Diutarakan olehnya, soal dana dia sendiri menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membiayai kelas kuliah bebas SPP 100 persen tersebut. “Alhamdulillah ada saja rezeki yang disisihkan untuk membiayai kelas kuliah gratis ini. Jika pemerintah hanya menggratiskan pendidikan hingga tingkat SMP, kami sudah pada pendidikan tingkat tinggi,” katanya. Sejauh ini, sudah dua angkatan yang telah menjalani perkuliahan di kampus STIMLASH Jaya. “Tapi tentunya hanya calon mahasiswa yang berprestasi saja saat di SLTA yang kami akomodir untuk mendapatkan fasilitas ini.

Satu catatan pula, kualitas pendidikan tetap menjadi prioritas kami. Untuk itu bagi mereka yang masuk di kelas tersebut akan diabsen. Jika tiga kali tidak hadir mengikuti perkuliahan tanpa alasan yang jelas, maka kami keluarkan,” ingatnya. Saat ini tercatat 90 mahasiswa penerima fasilitas bebas SPP 100 persen. Ditambah tidak kurang 500 mahasiswa umum yang menimbah ilmu di perguruan tinggi tersebut. Mereka yang mendapat fasilitas bebas SPP ini, bisa menghemat Rp 8 juta hingga Rp 10 juta.

Kebanyakan mereka berasal dari Enrekang, Takalar, dan Maros. “Sebenarnya kami terbuka kepada daerah mana saja. Hanya kebetulan saja daerah tersebut yang terbanyak masyarakatnya mendaftar di sini,” tambah Humas STIMLASH Jaya Iwan Perwira. Untuk pendaftaran kelas bebas SPP 100 persen, pihak STIMLASH Jaya membuka pendaftaran dari Mei hingga 21 November mendatang. Soal staf pengajar perguruan tinggi itu telah memiliki empat dosen berijasah S3. Bahkan salah satu dosen menerima beasiswa dari Pemprov Sulsel untuk meraih gelar Phd di New Zealand, sedang dosen lainnya rata-rata berijazah S2.

pendidikan-gratis

STIMLASH hadirkan kuliah gratis dan bebas SPP 100%

pendidikan-gratisSebagai pendidik, bukan hanya berusaha mencerdaskan anak didik. Tetapi juga mempu memberi pelajaran di muka kelas, seorang pendidik pun harus memperlihatkan keteladanan ke anak didik.

Hal inilah prinsip yang dipegang letnan kolonel marinir (purn) TNI AL, Dr Sahban Liba MM, yang kini berkiprah dan menghabiskan waktunya di dunia pendidikan. Sahban, memimpin Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Garden (STIMLASH) Jaya Makassar.

Ketua STIMLASH Jaya Makassar ini punya cita-cita memajukan pendidikan Indonesia, utamanya di Sulsel. Kecintaannya terhadap pendidikan pun mengispirasinya untuk menulis buku berjudul Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia. Buku ini merupakan naskah disertasinya saat menempuh pendidikan doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Menurutnya, banyak mantan pentinggi yang hanya ingin menikmati masa tuanya tanpa pengabdian lagi. Tetapi dirinya, tidak mengenal masa purna bakti. Tetapi terus berbakti di bidang pendidikan tinggi. Walau pernah menjadi anggota marinir, sangat akrab latihan-latihan fisik, tapi hal itu tidak berlaku lagi dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang pendidik yang lebih mengedepankan intelektual.

“Melihat kondisi pendidikan yang semakin miris, dan banyaknya anak-anak tidak sekolah hanya karena persoalan biaya administrasi, membuat saya semakin miris. Sekian ribu orang yang tak mendaftar keperguruan tinggi karena para orang tidak mampu lagi membiayai anaknya,” ujarnya.
Sehingga dia bertekat hadir di Sulsel di STIMLASH memberikan sebuah terobosan baru dengan kuliah secara gratis hingga selesai.
“Secara materi kami memang rugi, tetapi secara batiniah, senang sekali dengan adanya masyarakat tak mampu yang dapat menikmati pendidikan tinggi,” jelasnya.

Kata dia, karena kecintaannya pada pendidikan, Sahban yang juga mantan pejabat pemerintah DKI Jakarta selama 25 tahun tersebut menerapkan pendidikan gratis di kampus yang saat ini dipimpinnya.
“Saya juga punya impian suatu saat ingin mengambil anak-anak jalanan di sekolahkan. Tapi saat ini belum menemukan konsep yang cocok. Saya juga ingin melihat mereka bisa sekolah,” ujarnya, di kampus STIMLASH Jaya, Lasharan Garden, Jl Abdullah Dg Sirua, Makassar, Rabu (20\10).

Sahban mengatakan, saat ini dia juga sementara merampungkan buku keduanya. Buku itu kini sudah memasuki cetakan kedua setelah cetakan pertama November 2009 lalu.

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya (STIMLASH) Jaya Makassar membuka pendaftaran kelas khusus gratis SPP 100 persen untuk mahasiswa baru angkatan 2010/2011. Pendaftaran dibuka mulai Kamis 21 Oktober hingga 21 november mendatang.

Hal itu dikatakan oleh Ketua STIMLASH Jaya Dr Sahban Libaa MM dalam jumpa persnya di kampus Stimlash Jaya, Lasharan Garden, Jl Abdullah Dg Sirua, Rabu (20\10).

Sahban mengatakan, kelas kuliah bebas SPP 100 persen ini telah dibuka sejak 2007 lalu dan kini telah memiliki 80 mahasiswa.

Stimlas Jaya telah membina dua angkatan kuliah gratis spp tersebut dan mahasiswanya banyak berasal dari berbagai kabupaten di Sulsel di antaranya Takalar dan Enrekang.

Mahasiswa yang akan mendaftar pada kelas ini akan menjalani bebeberapa persyaratan. Syarat pokoknya yakni siswa lulusan 2009 dan 2010, berprestasi, menjalani psikotes dan yang paling penting adalah membawa surat keterangan tidak mampu dari kelurahan setempat yg ditandatangani oleh orangtua calon siswa.

rektor

Sambutan Ketua STIM Lasharan Jaya

herSelamat datang di website resmi Sekolah TinggiIlmuManajemenLasharan Jaya (STIMLASH JAYA). STIMLASH JAYA adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program sarjana (S1) yang telah terakreditasi dengan peringkat “B”

Lembaga pendidikan ini bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Lasharan Jaya, dengan Akte Notaris, No. 04 tanggal 06 November 2000, dan telah terdaftar di pengadilanNegeriMakasar, pada hari sabtu, tanggal 11 November 2000, dan telah terdaftar di Pengadilan Negeri Makassar No. 117/2000/FC.STIMLASH JAYA didirikan sejak tanggal 05 Juni 2001, dengan Surat Keputusan Mendiknas No.59/D/O/2001, tanggal 05 Juni 2001.
Saat ini STIMLASH JAYA telah bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintah diantaranya Walikota Makassar, Bupati Gowa, Bupati Takalar, Bupati Maros, Bupati Selayar dan Walikota Parepare.
Sebagai seorang lulusan STIMLASH diharapkan sudah paham tentang unsur manajemen dan fungsi-fungsi serta implementasi dilapangan, karena yang paling penting dalam pelaksanaan manajemen adalah faktor MANUSIANYA. Dan diharapkan pula para lulusan STIMLASH setidaknya harus mampu memahami tiga sense yaitu sense of belonging, sense of participation and sense of responsibility. Untuk para manager lulusan STIMLASH diharapkan akan mampu memahami dan menerapkan Delegation of Authority, mampu mengambil keputusan yang tepat, serta mampu menempatkan atau mengangkat karyawan berdasarkan The Right Man on The Right Place.

Akhir kata semoga ilmu yang diberikanolehlembaga pendidikan kami dapatmemberikankontribusi yang besarperanannyadalamkarirdanmasadepananda. Dan semoga para lulusan STIMLASH selalu membawa nama baik dan menjunjung tinggi nama Almamater STIMLASH JAYA dimanapun anda berada.

penghargaan-kopertis

Dr. H. Sahban Liba, MM Terima Penghargaan dari Kopertis

Dr. H. Sahban Liba, MM Terima Penghargaan dari Kopertis Makassar, Humas Dalam rangka hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2010, Kordinator Kordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi, Prof. Dr. M. Basri Wello, MA, memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku dan praktisi pendidikan tinggi di Sulawesi.

penghargaan-kopertisPenghargaan tersebut diberikan untuk beberapa kategori diantaranya pengukuhan sebagai guru besar dan penghargaan penetapan penulis buku ilmiah. Salah satu penerima penghargaan kategori Penetapan Penulis Buku Ilmiah adalah Dr. H. Sahban Liba, MM, Ketua STIM Lasharan Jaya yang menulis buku “Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia, Perspektif Teoritis dan Empiris”. Buku tersebut bersumber dari desertasi Sahban Liba yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Periode 2003-2010 (Higher Education Long-Term Startegy 2003-2010”. Dari buku itu, Sahban pun meraih gelar doktor pada tanggal 15 Oktober 2009 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan hasil yang sangat memuaskan.

“Penghargaan ini merupakan apresiasi pemerintah yakni menteri pendidikan terhadap dedikasi dan sumbangsih yang saudara berikan selama ini dalam upaya memajukan pendidikan tinggi” ujar Basri Wello membacakan surat keputusan menteri pendidikan, Muhammad Nuh.

Ditambahkan Basri Wello, para penulis diharapkan tetap aktif menulis buku dan khususnya menulis hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan tinggi. Penghargaan ini merupakan penghargaan kali kedua yang diterima Sahban Liba sehubungan dengan peran aktifnya dalam memajukan pendidikan tinggi. Sebelumnya, Sahban Liba menerima penghargaan sebagai Tokoh Teladan Pendidikan dari AS Center pimpinan Prof. Dr. Aminuddin Salle, SH, MH, pada Sabtu (20/2) di Gedung Lasharan Garden, dalam acara Bedah Buku. “Kebijakan Mutu Pendidikan Tinggi Di Indonesia, Perspektif Teoritis dan Empiris”. (Makassar, 2 Mei 2010 – Humas STIMlash)

bedah-buku

Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia Persperktif Teoritis dan Empiris

  • Penulis   : Dr. H. Sahban Liba, MM
  • Penerbit : AS Publishing
  • Terbit     : 2009
  • Tebal      :  xvi + 228 halaman

bedah-bukuSebuah buku yang ditulis dari disertasi penulis yang berjudul : “Evaluasi Pelaksaan Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Periode 2003-2010″ ini merupakan wacana sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi yang kemudian mulai dikembangkan dan diterapkan.

Bertujuan untuk menciptakan mekanisme untuk isa memiliki daya saing, akuntabilitas (otomatis secara administratif dan finansial) dan sumberdaya manusia dengan kepribadian manusia seutuhnya dan lebih menghormati hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental.

dalam buku ini dijelaskan survei pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat perguruan tinggi di Indonesia yang dilakukan Ditjen Dikti di 2008 menunjukkan 387 dari sekitar 3000 Perguruan Tinggi yang berpartisipasi aktif dalam survei tersebut. Indikator ini mengindikasikan bahwa sampai saat ini masih banyak Perguruan Tinggi elum mengetahui dan memahami konsep, fungsi, dan peran sistem penjaminan mutu pendidikan Tinggi bagi pengembangan dan kelangsungan hidup perguruan tinggi.

Sebagian Perguruan Tinggi masih berfokus pada aplikasi mutu internal dan yang bersifat akademik PP No.19/2005 mensyaratkan aplikasi penjaminan mutu internal juga mencakup bidang non akademik.

Pendidikan mutu akademik tidak boleh lagi bergantung pada pemerintah (Ditjen Dikti) melainkan pada kemampuan masing-masing Perguruan Tinggi.

Buku yang dibagi menjadi tujuh Bab ini menguraikan tentang konsep pendidikan tinggi, penjaminan mutu pendidikan tinggi, analisis kebijakan, kebijakan nasional tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi serta penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia (studi Empiris). menariknya karena digambarkan tentang implementasi sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia dimulai dengan benchmarking perguruan tinggi lokal terhadap perguruan tinggi dunia yang dinilai bermutu. sedang pemahaman atas apa yang dinilai bermutu membutuhkan dokumentasi, ringkasan dan sosialisasi.

sementara pemerinatah atas nama negara bertransformasi mejadi bidang yang memberikan kawalan, fasilitas pemberdayaan dan membisakan (enabling) peningkatan mutu pendidikan tinggi. sehingga kesalahan fatal dalam tertib administrasi dan pengisian EPSBED (Evaluasi Program Studi Berdasarkan Evaluasi Diri) bisa berdampak pada pencabutan izin operasional Perguruan Tinggi.

40247176

STIM Lasharan Jaya, Gelar Workshop ” Teori Pengambilan Keputusan “

40247176Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya atau STIMLASH JAYA menggelar Workshop “Teori Pengambilan Keputusan” Minggu (25/4) di Gedung Lasharan Garden Makassar. Acara ini diikuti oleh 210 mahasiswa dan bertindak sebagai pemateri adalah Dr.H. Sahban Liba, MM yang juga merupakan Ketua STIM Lasharan Jaya.

Workshop Teori Pengambilan Keputusan itu dilaksanakan setiap setahun sekali dan merupakan workshop yang wajib diikuti para mahasiswa STIMLASH JAYA sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti ujian skripsi.

“Workshop TPK ini sangat penting dan berguna bagi para mahasiswa calon sarjana yang kelak akan terjun langsung berhadapan dengan masyarakat. “Kalian para mahasiswa akan terlatih membuat dan mengambil keputusan di saat-saat genting sekalipun”. kata lulusan Doktor UNJ Jakarta tahun 2009 ini.

Ditambahkan Sahban Liba, TPK ini juga berguna dalam memilih calon pendamping hidup. bayangkan, kalau kita salah dalam memilih maka akan menyesal seumur hidup. untuk itulah pahami dan pelajari baik-baik workshop TPK ini agar dapat memilih jodoh sesuai hati nurani. penjelasan tersebut langsung disambut tepuk tangan gembira para peserta workshop.

pada kesempatan itu pula, Sahban Liba memaparkan perjalanan hidupnya mulai dari pendidik lalu menjadi tentara marinir Angkatan Laut kemudian bekerja sebagai PNS yang dikaryakan di kantor Gubernur DKI Jakarta saat gubernur di jabat Jenderal Marinir Ali Sadikin dan kini kembali lagi ke dunia pendidikan. Menurut Doktor yang kini berusia 72 Tahun itu, baginya Ia tidak mengalami istilah pensiun tapi yang ada adalah merubah karier atau change of carrier. Itulah hikmah dalam mengambil setiap keputusan.